Baby Moon
Minggu, 22 September 2013
Sabtu, 10 Agustus 2013
mengapa harus ku tunggu cinta yang tak datang ?
mengapa harus ku salahkan dia yang tak bersalah?
mengapa hari itu terasa amat berbeda ?
dekat tapi terikat
tak ada gurauan,
lantas haruskah menangis begini
haruskah selalu begini
izinkan aku mencintainya selamanya
sekalipun beribu yang singgah, aku tetapkan hatiku untuk dia selamanya.
tak berkurang sedikitpun tak berkurang.
penyesalan karena ini salahku.
temukan aku padanya di Surga-Mu
temukan aku padanya yang selalu menyebutku *BABY MOON*
*mengejarbulanmeninggalkanmatahari*
:'(
Rabu, 15 Mei 2013
Menyempit
Menurut
Chaer (2009: 142) perubahan makna menyempit adalah gejala yang
terjadi
pada sebuah kata yang pada mulanya mempunyai makna yang cukup luas,
kemudian
berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja.
Penyempitan
arti sebuah kata adalah sebuah proses yang dialami sebuah kata
dimana
makna yang lama lebih luas cakupannya dari makna yang baru. Kata sarjana
dulu
dipakai untuk menyebut semua orang cendekiawan. Sekarang dipakai untuk gelar
universitas
(Keraf,
2006: 97).
Menurut
Tarigan (1985: 88) penyempitan atau spesialisasi mengacu pada
suatu
perubahan yang mengakibatkan makna kata menjadi lebih khusus atau lebih
sempit
aplikasinya.
Menurut
penulis, berdasarkan pendapat para ahli di atas perubahan makna
menyempit
adalah gejala yang terjadi pada kata yang mulanya memiliki makna yang
cakupannya
lebih luas, kemudian berubah terbatas. Dengan kata lain cakupan makna
yang
dulu lebih luas daripada makna sekarang.
Sinestesia
Sinestesia
adalah perubahan makna yang terjadi sebagai akibat pertukaran
tanggapan
antara dua indera yang berbeda (Tarigan, 1985:95)
Contoh Sinestesia:
a) Senyumnya manis sekali. (indera perasa ke indera penglihatan).
b) Rupanya
manis (indera penglihatan keindera perasa).
c) Namanya
harum (indera pendengaran ke indera pencium).
Rabu, 03 April 2013
Ameliorasi
Ameliorasi adalah suatu proses perubahan makna, di
mana arti yang baru dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilainya dari arti
yang lama. Kata wanita dirasakan lebih tinggi dari pada kata perempuan
(Keraf, 2006 : 98). Kemudian menurut Aminudin (2001 : 130) ameliorasi yakni
bila suatu kata memiliki makna yang memiliki nilai maupun konotasi lebih baik
dari makna sebelumnya. kata yang mengalami ameliorasi misalnya, kata gambaran
yang semula hanya mengandung makna hasil kegiatan menggambar dengan
masuknya kata abstraksi kata gambaran dapat mengandung pengertian pembayangan
secara imajinatif, kata wanita yang lebih dekat dengan bentuk betina
akhirnya memiliki nilai lebih baik dari pada perempuan.
Perubahan makna membaik yang disebut juga dengan ameliorasi
atau amelioratif. Kata ameliorasi berasal dari bahasa latin “melior”
atau lebih baik, berarti membuat menjadi lebih baik, lebih tinggi, lebih
anggun, lebih halus. Dengan kata lain amelioratif mengacu kepada peningkatan
makna kata; makna baru dianggap lebih baik atau lebih tinggi nilainya dibanding
makna dulu (Tarigan, 2009:83). Menurut Putu (2011:94), proses amelioratif
adalah kata-kata yang semula memiliki makna berdenotasi buruk di dalam
perkembangannya atau pertumbuhan bahasa kadang dapat diubah menjadi baik.
Perubahan makna membaik ini hampir sama dengan perubahan
makna penghalusan disebut juga eufemia merupakan gejala yang ditampilkannya
kata-kata atau bentuk-bentuk yang dianggap memiliki makna yang lebih halus,
lebih sopan daripada yang akan digantikan. Kecenderungan untuk menghaluskan
makna kata tampaknya merupakan gejala umum dalam masyarakat bahasa Indonesia
(Chaer, 2009:143). Menurut Sudaryat (2009:52), ameliorasi atau peninggian makna
adalah proses perubahan makna dari makna yang kurang baik (rendah) menjadi
makna yang lebih baik (tinggi).
Kata wanita semula berasal dari bahasa Sansekerta Vanita
yang maknanya sama dengan ‘perempuan’. Akan tetapi, di dalam
perkembangannya kata ini mengalami proses perubahan makna yang membaik,
sedangkan kata perempuan mengalami perubahan makna yang memburuk.
Sebagai contoh lain, yaitu kata istri lebih baik, lebih hormat daripada bini;
kata melahirkan lebih baik, lebih hormat daripada beranak; kata meninggal
dunia lebih baik, lebih hormat daripada mati; dan lain sebagainya.
Menurut Darmawati (2008: 64) ameliorasi adalah perubahan makna kata yang
nilai rasanya lebih tinggi dari asalnya. Contoh: kata wanita yang dahulu
berarti “perempuan biasa” sekarang menjadi “perempuan yang dihormati”. Kemudian
menurut Parera (2004: 128) berdasarkan latar belakang pemakaian makna kata dan
pengalaman pemakaian makna kata dalam situasi dan konteks yang kurang
menyenangkan, maka makna kata tersebut cenderung mengalami peyorasi. Misalnya
kata amplop dalam konteks tertentu telah mengalami peyorasi menjadi “uang
sogokan”. Hal ini terlihat pada kalimat warung itu menjual amplop dengan
kalimat pejabat itu mendapat amplop. Berdasarkan pendapat para ahli di atas,
penulis simpulkan bahwa perubahan makna ameliorasi adalah suatu proses
perubahan makna yang pada mulanya memliki nilai rasa yang lebih rendah daripada
makna sekarang.
Peyorasi
Keraf (2006: 98) menyatakan bahwa peyorasi adalah
suatu proses perubahan makna sebagai kebalikan dari ameliorasi. Dalam peyorasi
arti yang baru dirasakan lebih rendah nilainya dari arti yang lama. Kata bini
dianggap tinggi pada jaman lampau, sekarang dirasakan sebagai kata yang
kasar. Menurut
Aminuddin (2001:130) peyorasi yaitu apabila makna suatu kata akhirnya dianggap
memiliki nilai rendah atau memiliki konotasi negatif. Misalnya kata ngamar semula
mengandung makna berada di kamar, tetapi akhirnya dapat mengandung
pengertian negatif sehingga pemakainnya pun berusaha di hindari. ameliorasi, yakni bila suatu kata memiliki
makna yang memiliki nilai maupun konotasi lebih baik dari makna sebelumnya.
kata yang mengalami ameliorasi. misalnya, kata gambaran yang semula
hanya mengandung makna hasil kegiatan menggambar dengan masuknya kata
abstraksi kata gambaran dapat mengandung pengertian pembayangan
secara imajinatif, kata wanita yang lebih dekat dengan bentuk betina
akhirnya memiliki nilai lebih baik dari pada perempuan.
Perubahan makna memburuk disebut
juga peyorasi atau peyoratif. Kata peyorasi berasal dari bahasa Latin ‘pejor’
yang berarti jelek, buruk. Peyorasi adalah suatu proses perubahan makna kata
menjadi lebih jelek atau lebih rendah daripada makna semula (Tarigan, 2009:
85). Sedangkan menurut Sudaryat (2009:52), peyorasi atau penurunan makna adalah
proses perubahan makna yang baik (tinggi) menjadi makna yang kurang baik
(rendah). Hampir sama dengan perubahan makna pengasaran yang disebut juga
disfemia. Pengasaran merupakan usaha untuk menggantikan kata yang maknanya
halus atau bermakna biasa dengan kata yang maknanya kasar. Usaha atau gejala
pengasaran ini biasanya dilakukan orang dalam situasi yang tidak ramah atau
untuk menunjukkan kejengkelan.
Berlawanan dengan perkembangan makna kata wanita,
perkembangan makna kata perempuan mengalami perubahan yang memburuk.
Kata perempuan pada masa yang lalu memiliki nilai rasa netral. Kata perempuan
pada zaman dahulu sering digunakan untuk menamai gerakan, perkumpulan, atau
organisasi-organisasi masa. Pada masa sekarang, sehubungan dengan adanya
perubahan yang memburuk itu, kata ini diganti dengan kata wanita. Saat
ini, tidak ada organisasi atau kesatuan kewanitaan yang menggunakan kata
perempuan, tetapi menggunakan kata wanita. Sebagai contoh, Ikatan Sarjana
Wanita Indonesia, Polisi Wanita, Wanita Angkatan Udara, dan lain sebagainya.
Contoh lain kata yang memburuk adalah kata pelacur dirasakan lebih kasar
daripada wanita tunasusila, kata bunting dirasa lebih kasar
daripada hamil, kata penjara dirasa lebih kasar daripada lembaga
permasyarakatan, dan lain-lain.
Sebagai contoh lain, kata atau ungkapan masuk kotak
dipakai untuk mengganti kata kalah seperti dalam kalimat Liem Swie
King sudah masuk kotak; kata mencaplok dipakai untuk menggantikan
kata mengambil dengan begitu saja, seperti dalam kalimat Dengan
seenaknya Israel mencaplok wilayah Mesir; kata menjebloskan yang
dipakai untuk mengganti kata memasukkan, seperti dalam kalimat Polisi
menjebloskannya ke dalam sel.
Tetapi
banyak juga kata yang sebenarnya kasar yang sengaja digunakan untuk memberikan
tekanan tetapi tanpa terasa kekasarannya. Misalnya kata menggondol yang
biasanya dipakai untuk binatang seperti Anjing menggondol tulang; tetapi
digunakan seperti dalam kalimat Akhirnya regu bulu tangkis kita berhasil
menggondol piala Thomas Cup.
Terakhir,
Menurut Parera (2004: 128) berdasarkan latar belakang pemakaian makna kata dan
pengalaman pemakaian makna kata dalam situasi dan konteks yang kurang
menyenangkan, maka makna kata tersebut cenderung mengalami peyorasi. Misalnya
kata amplop dalam konteks tertentu telah mengalami peyorasi menjadi “uang
sogokan”. Hal ini terlihat pada kalimat warung itu menjual amplop dengan
kalimat pejabat itu mendapat amplop. Dari pendapat para ahli di atas, dapat
penulis simpulkan bahwa perubahan makna peyorasi adalah perubahan makna yang
mengakibatkan sebuah kata menjadi kurang baik, kurang mengenakkan atau nilainya
lebih rendah dari makna semula atau makna sebelumnya.
Ameliorasi
Ameliorasi adalah suatu proses perubahan makna, di
mana arti yang baru dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilainya dari arti
yang lama. Kata wanita dirasakan lebih tinggi dari pada kata perempuan
(Keraf, 2006 : 98). Menurut Tarigan (1985 : 90) ameliorasi berasal dari
bahasa latin melior: lebih baik yang berarti membuat lebih baik, lebih
tinggi, lebih anggun, lebih halus. Perubahan ameliorasi mengacu pada
peningkatan makna kata: makna baru dianggap lebih baik atau lebih tinggi
nilainya dari makna dulu.
Kemudian menurut Aminudin (2001 : 130) ameliorasi
yakni bila suatu kata memiliki makna yang memiliki nilai maupun konotasi lebih
baik dari makna sebelumnya. kata yang mengalami ameliorasi misalnya, kata gambaran
yang semula hanya mengandung makna hasil kegiatan menggambar dengan
masuknya kata abstraksi kata gambaran dapat mengandung pengertian pembayangan
secara imajinatif, kata wanita yang lebih dekat dengan bentuk betina
akhirnya memiliki nilai lebih baik dari pada perempuan.
Perubahan makna membaik yang disebut juga dengan ameliorasi
atau amelioratif. Kata ameliorasi berasal dari bahasa latin “melior”
atau lebih baik, berarti membuat menjadi lebih baik, lebih tinggi, lebih
anggun, lebih halus. Dengan kata lain amelioratif mengacu kepada peningkatan
makna kata; makna baru dianggap lebih baik atau lebih tinggi nilainya dibanding
makna dulu (Tarigan, 2009:83). Menurut Putu (2011:94), proses amelioratif
adalah kata-kata yang semula memiliki makna berdenotasi buruk di dalam
perkembangannya atau pertumbuhan bahasa kadang dapat diubah menjadi baik.
Perubahan makna membaik ini hampir sama dengan perubahan
makna penghalusan disebut juga eufemia merupakan gejala yang ditampilkannya
kata-kata atau bentuk-bentuk yang dianggap memiliki makna yang lebih halus,
lebih sopan daripada yang akan digantikan. Kecenderungan untuk menghaluskan
makna kata tampaknya merupakan gejala umum dalam masyarakat bahasa Indonesia
(Chaer, 2009:143). Menurut Sudaryat (2009:52), ameliorasi atau peninggian makna
adalah proses perubahan makna dari makna yang kurang baik (rendah) menjadi
makna yang lebih baik (tinggi).
Kata wanita semula berasal dari bahasa Sansekerta Vanita
yang maknanya sama dengan ‘perempuan’. Akan tetapi, di dalam
perkembangannya kata ini mengalami proses perubahan makna yang membaik,
sedangkan kata perempuan mengalami perubahan makna yang memburuk.
Sebagai contoh lain, yaitu kata istri lebih baik, lebih hormat daripada bini;
kata melahirkan lebih baik, lebih hormat daripada beranak; kata meninggal
dunia lebih baik, lebih hormat daripada mati; dan lain sebagainya.
Menurut Darmawati (2008: 64) ameliorasi adalah perubahan makna kata yang
nilai rasanya lebih tinggi dari asalnya. Contoh: kata wanita yang dahulu
berarti “perempuan biasa” sekarang menjadi “perempuan yang dihormati”. Kemudian
menurut Parera (2004: 128) berdasarkan latar belakang pemakaian makna kata dan
pengalaman pemakaian makna kata dalam situasi dan konteks yang kurang
menyenangkan, maka makna kata tersebut cenderung mengalami peyorasi. Misalnya
kata amplop dalam konteks tertentu telah mengalami peyorasi menjadi “uang
sogokan”. Hal ini terlihat pada kalimat warung itu menjual amplop dengan
kalimat pejabat itu mendapat amplop. Berdasarkan pendapat para ahli di atas,
penulis simpulkan bahwa perubahan makna ameliorasi adalah suatu proses
perubahan makna yang pada mulanya memliki nilai rasa yang lebih rendah daripada
makna sekarang.
Peyorasi
Keraf (2006: 98) menyatakan bahwa peyorasi adalah
suatu proses perubahan makna sebagai kebalikan dari ameliorasi. Dalam peyorasi
arti yang baru dirasakan lebih rendah nilainya dari arti yang lama. Kata bini
dianggap tinggi pada jaman lampau, sekarang dirasakan sebagai kata yang
kasar.
Peyorasi
adalah suatu proses perubahan makna kata dari tingkat yang tinggi ke tingkat
yang lebih rendah maknanya. Kata peyorasi berasal dari bahasa latin pejor
“jelek” (Tarigan, 1985: 92). Kemudian, menurut Aminuddin (2001:130) peyorasi
yaitu apabila makna suatu kata akhirnya dianggap memiliki nilai rendah atau
memiliki konotasi negatif. Misalnya kata ngamar semula mengandung makna berada
di kamar, tetapi akhirnya dapat mengandung pengertian negatif sehingga
pemakainnya pun berusaha di hindari.
ameliorasi, yakni bila suatu kata memiliki makna yang memiliki nilai
maupun konotasi lebih baik dari makna sebelumnya. kata yang mengalami
ameliorasi. misalnya, kata gambaran yang semula hanya mengandung makna hasil
kegiatan menggambar dengan masuknya kata abstraksi kata gambaran dapat
mengandung pengertian pembayangan secara imajinatif, kata wanita yang
lebih dekat dengan bentuk betina akhirnya memiliki nilai lebih baik dari
pada perempuan.
Perubahan makna memburuk disebut
juga peyorasi atau peyoratif. Kata peyorasi berasal dari bahasa Latin ‘pejor’
yang berarti jelek, buruk. Peyorasi adalah suatu proses perubahan makna kata
menjadi lebih jelek atau lebih rendah daripada makna semula (Tarigan, 2009:
85). Sedangkan menurut Sudaryat (2009:52), peyorasi atau penurunan makna adalah
proses perubahan makna yang baik (tinggi) menjadi makna yang kurang baik
(rendah). Hampir sama dengan perubahan makna pengasaran yang disebut juga
disfemia. Pengasaran merupakan usaha untuk menggantikan kata yang maknanya
halus atau bermakna biasa dengan kata yang maknanya kasar. Usaha atau gejala
pengasaran ini biasanya dilakukan orang dalam situasi yang tidak ramah atau
untuk menunjukkan kejengkelan.
Berlawanan dengan perkembangan makna kata wanita,
perkembangan makna kata perempuan mengalami perubahan yang memburuk.
Kata perempuan pada masa yang lalu memiliki nilai rasa netral. Kata perempuan
pada zaman dahulu sering digunakan untuk menamai gerakan, perkumpulan, atau
organisasi-organisasi masa. Pada masa sekarang, sehubungan dengan adanya
perubahan yang memburuk itu, kata ini diganti dengan kata wanita. Saat
ini, tidak ada organisasi atau kesatuan kewanitaan yang menggunakan kata
perempuan, tetapi menggunakan kata wanita. Sebagai contoh, Ikatan Sarjana
Wanita Indonesia, Polisi Wanita, Wanita Angkatan Udara, dan lain sebagainya.
Contoh lain kata yang memburuk adalah kata pelacur dirasakan lebih kasar
daripada wanita tunasusila, kata bunting dirasa lebih kasar
daripada hamil, kata penjara dirasa lebih kasar daripada lembaga
permasyarakatan, dan lain-lain.
Sebagai contoh lain, kata atau ungkapan masuk kotak
dipakai untuk mengganti kata kalah seperti dalam kalimat Liem Swie
King sudah masuk kotak; kata mencaplok dipakai untuk menggantikan
kata mengambil dengan begitu saja, seperti dalam kalimat Dengan
seenaknya Israel mencaplok wilayah Mesir; kata menjebloskan yang
dipakai untuk mengganti kata memasukkan, seperti dalam kalimat Polisi
menjebloskannya ke dalam sel.
Tetapi
banyak juga kata yang sebenarnya kasar yang sengaja digunakan untuk memberikan
tekanan tetapi tanpa terasa kekasarannya. Misalnya kata menggondol yang
biasanya dipakai untuk binatang seperti Anjing menggondol tulang; tetapi
digunakan seperti dalam kalimat Akhirnya regu bulu tangkis kita berhasil
menggondol piala Thomas Cup.
Terakhir,
Menurut Parera (2004: 128) berdasarkan latar belakang pemakaian makna kata dan
pengalaman pemakaian makna kata dalam situasi dan konteks yang kurang
menyenangkan, maka makna kata tersebut cenderung mengalami peyorasi. Misalnya
kata amplop dalam konteks tertentu telah mengalami peyorasi menjadi “uang
sogokan”. Hal ini terlihat pada kalimat warung itu menjual amplop dengan
kalimat pejabat itu mendapat amplop. Dari pendapat para ahli di atas, dapat
penulis simpulkan bahwa perubahan makna peyorasi adalah perubahan makna yang
mengakibatkan sebuah kata menjadi kurang baik, kurang mengenakkan atau nilainya
lebih rendah dari makna semula atau makna sebelumnya.
Rabu, 13 Maret 2013
Nama : Sri Wahyuni
NPM : 106210589
Kelas : 6 G
PENGAJARAN MAKNA
Kata yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia
seringkali mengalami perubahan makna, di
antara adalah perluasan, penyempitan, peninggian, perendahan, dan
sebagainya.
1.
Ameliorasi
Menurut Keraf (1988:
97-99) ameliorasi berarti suatu proses perubahan makna pada sebuah kata di mana
arti yang baru di rasakan lebih tinggi atau lebih baik nilai rasanya dari arti
yang lama.
Contoh : kata wanita
dirasakan lebih tinggi nilai rasanya dari pada kata perempuan.
Jadi, ameliorasi yaitu perubahan makna kata yang nilai
rasanya lebih tinggi daripada asalnya.
Contoh selanjutnya :
- wanita
Kata asalnya lebih rendah daripada perempuan, tetapi makna
baru menjadi
lebih tinggi daripada perempuan.
2.
Peyorasi
Menurut Keraf (1988:
97-99) peyorasi berarti suatu proses perubahan makna di mana arti yang baru di
rasakan lebih rendah nilai rasanya dari pada arti yang lama. Misalnya, kata bini
di anggap tinggi nilainya pada jaman lampau, sekarang di rasakan sebagai
kata yang kasar
Contoh : kata bini di
anggap tinggi nilainya pada jaman lampau, sekarang di rasakan sebagai kata yang
kasar
Jadi, peyorasi maksudnya adalah perubahan makna kata yang
nilai rasanya lebih rendah daripada kata sebelumnya.
Contoh selanjutnya :
- kroni
Kata sebelumnya bermakna sahabat, sedangkan makna baru
berarti kawan
dari seorang penjahat.
Langganan:
Postingan (Atom)